Berawal dari laporan ketua RT 35 ke Kelurahan menyampaikan keluhan Masyarakat di RT 35 RW 08 dikarenakan dari lahan kosong di wilayah RT 35 dipergunakan oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membakar  sampah. Dampak dari pembakaran sampah  mengakibatkan beberapa warganya sakit ispa.

Depan lahan kosong tersebut juga banyak tumpukan sampah dan dan gerobak gerobak sampah yang penuh dengan tumpukan sampah, sehingga membuat wilayah sekitar situ terdampak bau aroma sampah yang tidak enak dan membuat tidak nyaman. Dan terkadang juga ada yang buang secara liar karena melihat ada tumpukan sampah sehingga orang orang liar juga ikut membuang sampah disitu.

Tercetuslah Gagasan

Dengan permasalahan seperti itu memicu Ketua RT 35 untuk memanfaatkan lahan tersebut untuk  pengelolaan daur ulang sampah secara mandiri. Ketua RT 35 langsung berkoordinasi dengan ketua RW 08 dan Ketua LPMK. Melalui koordinasi dan mengundang akademisi yang lumayan lama setahun berproses akhirnya membentuk tempat untuk pengelolaan daur ulang sampah dengan nama PUSAT PENGELOLAAN DAUR ULANG SAMPAH MANDIRI KELURAHAN BUMIJO (PAPA DULANG MAMI) disini mendapatkan alat incinerator pirolisis.

Sebuah Inovasi

Yang mana sampah rumah tangga yang sudah terpilah akan diangkut oleh penggerobak dan lanjut di bawa ke tempat pusat pengelolaan daur ulang sampah mandiri kelurahan bumijo untuk diolah di pilah yang sampah organik bisa untuk makan magot dan untuk kompos, untuk yang an organik bisa dilakukan pemilahan, untuk yang tidak bisa diolah baru di masukan incinerator pirolisis.

Dengan adanya pusat pengelolaan daur ulang sampah mandiri di kelurahan bumijo (PAPA DULANG MAMI) ini sangat membantu rumah tangga dan penggerobak untuk permasalahan sampah di wilayah bumijo. Sehingga harapannya bumijo bisa zero waste.